Pukul
09.00, kami tiba office bis kami, di pusat kota Hat Yai. Kemudian “mbolang”
kami pun dimulai. Pertama, kami orientasi tempat sekitar terlebih dahulu, kami
tidak bermodalkan GPS, hanya bermodal nekat dan tanya orang2 di sana (tentunya
dengan bahasa inggris campur bahasa isyarat, karena rata2 orang Thai TIDAK BISA
bahasa inggris, haha). Tujuan pertama kami adalah ke Lee Garden Plaza (daerah sentral di Hat yai). Tapi karena masih
pukul 09.00 dan mall belum buka, maka kami pun
memustuskan untuk sarapan terlebih dahulu di sebuah kafe muslim di
Thailand, bernama Kelantan Restaurant.
Saya pun mencoba nasi kerabu khas melayu di sana. Cukup enak dan tidak mahal.
Selain Kelantan Resto, restoran halal di Hat Yai antara lain adalah Salma Resto dan Hamid Resto. Tetapi kedua
resto itu harganya relatif lebih mahal daripada Kelantan.di Kelantan resto,
kami meminta peta/map kota Hat Yai. Dan
ternyata restoran itu punya, kami pun diberi secara percuma alias gratis.
Bermodalkan map itulah, kami lanjutkan “mbolang” kami di Negeri gajah Putih
itu.
Perjalanan
kami lanjutkan ke Lee Garden Plaza, sebuah
plaza pusat di kota Hat yai, disana saya cuci muka ke toilet dan berjalan2 di
mall tsb. Mall nya tidak begitu besar untuk ukuran mall sentral. Bahkan tidak
ada apa2nya dengan mall di Indo. Kemudian kami berjalan ke daerah seputarn Lee
Garden, ada yg menjual kaos, berbagai souvenir (gantungan kunci, patung, pernak
pernik, hiasan kulkas, dsb). Saya pun membeli beberapa cinderamata di sini.
Kemudian,
perjalanan kami lanjutkan menyusuri jalan utama kota. Kami menjumpai clock
tower, air mancur, dan berbagai simbol kota Hat Yai di sana, kami pun sempat
berfoto2 di sana. Kami juga menjumpai banyak pasar tradisional dan kios2 di
pinggir jalan yang menjual berbagai makanan (tapi rata2 makanan yang dijual di
sana tidak halal, sehingga saya tidak membelinya). Satu hal yang berkesan di
Hat Yai adalah bahwa saya TIDAK MENEMUKAN SAMPAH sedikitpun di dalam kota,
walaupun saya sangat jarang menemukan tempat sampah di sana. Hal ini cukup unik
memang, tapi pautu kita acungi jempol untuk urusan menjaga kebersihan kota bagi
Thailand. Kemudian di sini ada larangan
“Mango Species Prohibited”.
Saya tidak tahu maksud larangan ini apa, kenapa cuma mangga aja tidak boleh
dibawa,hahaha...
Di
thailand juga terkenal barang2 yang murah, seperti kaos, souvenir, dsb. Dari 3
negara asing yang saya kunjungi, saya mendapatkan harga paling murah ya di
Thailand. Dengan 130 Baht (1 baht = Rp 300,-) saya dapat mendapat sebuah kaos
dengan kualitas bagus, tidak jelek menrut saya.
Siangnya,
saya mencari masjid di daerah Hat Yai,
ternyata ada di jalan yg sejajar dengan Jl. Muslim, masjidnya lumayan
bagus menurut saya, saya pun sholat dhuhr sekaligus ashar (jamak qohsor) di
sana.
Kemudian,
saya menyempatkan diri untuk mengunjungi Hat
Yai Park, sebuah tempat wisata di Hat Yai. Sebenarny, daya tarik utama park
ini adalah Ice Dome, sebuah wahana
wisata yg terdiri dari ruangan es raksasa, tapi, karena keterbatasan waktu (dan
dana, hehe) kami gak pergi ke sana. Kami pergi ke sana dengan menggunakan Tuk-Tuk (sebuah alat transportasi
khas Thailnad) dari pusat kota yang kami bayar sebesar 100 Baht.
Kemudian,
kami membeli tiket tour untuk naik ke atas bukit, seharga 50 Baht (sekitar
15rb) two-way. Di atas, kami melihat
berbagai bangunanyg luar biasa, ada Kuil
Cina, patung Buddha, patung Dewi Kwan Im, patung shio, dsb. Selanjutnya
biar foto aja yg berbicara ya,hehehe :D
Setelah
puas berkeliling di Ice Dome, saya pun
kembali ke Lee Garden area untuk
persiapan pulang dan membeli beberapa souvenir akhir :P
Di
sepanjang jalan pulang, saya menjumpai ada sebuah toko musik yg menjual
saxophone (P.Mauriat), karena saya pemain saxophone, saya pun menarik perhatian
pada toko ini, sayangnya saya tak sempat mampir,hehehe... keren juga sih untuk
ukuran kota sekecil Hat Yai ada toko musik seperti itu.
Dan
satu hal lagi yg berkesan adalah, di Thailand kadang kios2 pinggir jalan bisa
berubah antara penjual pagi dan petang. Contohnya penjual kaos pagi hari yang
saya beli. Sore harinya, sudah berubah menjadi penjual makanan.
Setela
puas menjelajahi kota Hat Yai, saya pun berniat kembali ke Kuala Lumpur dengan
bus pukul 19.00. perjalanan kami tempuh selama kurang lebih 9-10 jam, kami
sampai diterminala Puduraya Kuala Lumpur sekitar pukul 04.00 pagi. Sembari
menunggu pukul 06.00 pagi saat LRT buka, kami pun makan di restoran depan Pudu
Raya bernama restoran SHUKRON (restoran
arab ini merupakan restoran andalan jika sedang “terdampar” di Puduraya pagi2,
murah dan enak, hahaha), kemudian kami menunggu shubuh pukul 06.15 di Masjid Jamek.
Sekitar dua jam kami menunggu di pinggir jalan.
No comments:
Post a Comment