Pagi
hari pukul 06.05, adzan shubuh berkumandang (ingat, di KL dan SG waktu selisih +1
jam dari WIB, dan kedua kota tsb letak secara geografis lebih barat daripada
Jakarta maupun Yogyakarta. Kemudian, saya langsung menuju ke stesen
(bahasa melayu dari Station) LRT
terdekat, yakni di stesen Bukit Jalil untuk berjalan2 di Kota KL. Perlu
diketahui, rapid transport (transportasi umum) di KL ini ditunjang oleh kereat
listrik cepat yg disebut LRT (Light Rapid Transit). Seperti MRT
(Mass Rapid Transit) di
Singapore, LRT ini pun di desain agar penumpangnya merasa nyaman di dalamnya
dan dikemas dengan biaya yang murah.
Di
pagi hari, saya menjelajahi Stadion Bukit Jalil, dari ujung ke uujung, tetapi
pasda hari itu kebetulan stadion ditutup untuk umum (dengan alasan yang tidak
saya ketahui, padahal biasanya stadion ini selalu dibuka untuk umum dan gratis
untuk menggunakannya).
Siangnya,
saya mengunjungi daerah Pasar Seni Kuala
Lumpur, pasar ini menjual berbagai karya seni dan juga cenderamata khas
Kuala Lumpur. Barang yang dijual tergolong murah. Setelah dari pasar seni, saya
jug amengunjungi Petaling Street (Chinatown), daerah ini juga terkenal dengan
koleksi2 cinderamata yang murah dan lengkap.
Setelah
itu, pukul 14.00, saya kembali lagi ke Sri Petaling, karen akan main ke kampus
teman saya APIIT. Saya mendapat
kesempatan untuk melihat2 kampus teman saya, yakni APITT (Asia Pacific Institiute of Information Technology) atau yg
juga dikenal dengan nama UCTI, atau
yg kini dikenal dengan naama APU (Asia
Pacific University). Universitas ini termasuk universitas yang baru karena
baru didirikan di era th 1990-an. Kebetulan saya ada kesempatan untuk “numpang
ikut lecture” salah satu kuliah di APIT
(jurusan programming), dengan lecturer orang india (saya lupa namanya, hahaha).
Saya dikenalkan di depan kelas dan saya
pun mengikuti lecture ini selama 1 jam.
Setelah
mengikuti lecture, saya pun sholat
dhuhur di kampus. Pada kesempatan ini, saya berkesempatan untuk mengimami
beberapa orang dari afrika dan arab (menurut saya sih, saya jg gak yakin
pastinya mereka kebangsaan apa) . Yah, itung2 nambah pengalaman lah jadi imam untuk orang asing.
Setelah
itu, saya menemaNi Nafi untuk membengkelkan motornya di daerah bernama Puchong. Sya mendapat banyak info di
sini. Motor di di Malaysia tak jauh berbeda dengan motor di Indonesia.
Perbedaan mencolok yang ada hanyalah di Malaysia tidak ada plat nomor di bagian
depan, digantikan dengan stiker plat nomor yang ditempelkan di selebor depan.
Sorenya,
saya berjalan2 di seputaran kampus APIIT dan sempat ikut rapat anak2 AUISS (APITT-UCTI Indonesian Student
Society). Rapat ini bertujuan untuk menyusun rencana penyelenggaraan futsal tournament yang akan
diselenggarakan sabtu esok. Saya pun banyak berkenalan dengan anak2 APIIT di
sini. Rata2 mereka anak2 dari luar pulau jawa, seperti dari Makassar,
Kalimantan, dan sebagian yang lain dari Jawa.
Setelah
puas berkenalan, malamnya, sempat mencoba berkendara motor dengan motor teman
saya, dari APITT ke apartemen. Karena Nafi pulang dengan berjalan kaki dengan
teman-temannya dan tidak ada yang membawa motornya pulang dari kampus. Lumayan,
kapan lagi ada kesempatan nyetir motor di negeri orang, hehe.
Malamnya,
saya sempat untuk makan di sebuah rumah makan bernama Longkang, dekat dengan apartemen tempat saya tinggal. Saya coba
kwietiaw di sini, rasanya enak...!! Ya, lembut banget, enak pokoknya J. Kemudian saya pun
kembali ke apartemen untuk berisitrahat.
No comments:
Post a Comment