Hari
ini saya terlalu capek (gara2 kemaren dari Genting Island). Setelah sholat
shubuh, saya baru baru bangun pukul 11.00. Kemudian, saya sholat Jumat di
Masjid Sri Petaling dekat dengan
apartemen tempat saya tinggal. Masjid nya cukup besar dan megah. Satu hal yang menarik
saat sholat jumat di Malaysia adalah bahwa di sana setiap sholat Jumat pasti
selalu mendoakan pemimpinnya (Raja Malaysia), itu menandakan bahwa kecintaan
mereka terhadap ulil amri / pemimpin negaranya sangatlah tinggi.
Setelah
pulang dari sholat jumat, ternyata banyak sekali orang berjualan di luar
masjid. Barang-barang yang dijual terutama adalah makan siang. Hal ini sudah
biasa terjadi di sini (sudah menjadi tradisi). Setelah sholat jumat, saya pun
kembali ke asrama dan bersiap untuk pergi ke kota
Melacca.
Saya
pergi ke Melacca sore harinya pukul 17.00, berangkat dari terminal Bandar Tasik
Selatan. Perjalanan ke Melacca saya tempuh selama kurang lebih 2 jam, sehingga
saya benar-benar menginjakkan kaki di
Melacca
Sentral pukul 19.00. Sesampainya di Melacca Sentral, saya langsung sholat
dan mencari bus lokal untuk pergi ke daerah tujuan saya, yakni ke Gereja Merah.
Sesuai info yg saya dapatkan dari sebuah blog backpackers di internet bahwa
saya harus naik bis jurusan 17, makan saya pun mencari bis tersebut, tapi pada
jam tersebut ternyata bus nya tidak ada.
Ada
kejadian unik yang saya alami saat di Melacca sentral. Saat saya sedang
menunggu bis ke arah kota tua, kemudian di sebelah kanan saya ada seorang
ibu-ibu melayu yang kemudian mengajak ngobrol saya. Di akhir obrolan saya,
tiba-tiba saja beliau meminta saya untuk membelikan minum seharga 1-2 RM.
Karena bingung, yasudahlah akhirnya saya pun membelikan teh kotak seharga 1,3 RM,
kemudian saya berikan ke ibu tersebut. Eh, ternyata ibu tersebut malah
menolaknya dan meminta saya meembeli Soy Milk. Bahkan ibu itu tiba-tiba meminta 2RM kepada saya dengan alasan untuk
membayar ongkos bis. Karena kesal (sudah dibaik2in, malah jahat), akhirnya saya
pun meninggalkan ibu tersebut dengan alasan pura-pura ke tandas (toilet). Dasar
ibu yang aneh -__-“ ini menjadi sebuah pelajaran bagi saya bahwa TIDAK SEMUA
ORANG ITU BERNIAT BAIK.
Kemudian sayamencari info sana sini, ternyata
bis yang menuju ke Gereja Merah baru ada pukul 09.30 malam. Dan itupun bis
terakhir yang beroperasi. Perlu diketahui, bis di Melacca terakhir beroperai
mulai pukul 10.00. Sedangkan saat itu saya sudah membeli tiket untuk ke
Pulau Penang dan berangkat pukul 10.45.
Karena dikejar waktu, maka saya pun pergi ke Gereja Tua menggunakan taksi dari
Melacca Sentral. Kaget saya, ternyata harga taksinya 20RM, mahal sekali padahal
jarak yang ditempuh tidak begitu jauh, ckck... Saya tanya supir taksinya, tarif
segitu ternyata yang menetukan counter terminal (karena saya pesan dari
counter). Sejak saat itusaya kapok naik taksi di sana. Kalaupun mau naik taksi,
naiklah yang berargo (bermeter).
Sesampainya
di gereja merah, saya pun berfoto di sana, ada surau yg cukup bersejarah juga.
Selain itu, pemandangan di Melacca River
/ sungai Melacca pun sangat indah pada malam hari. Romantis..!!! Pemadangan
yang luar biasa menurut saya. Setelah itu saya mengunjungi ChinaTown yang terletak tidak jauh dari situ. Di sini sangat ramai.
Waktu saya di sana, kebetulan sedang ada promosi obat-obatan china, saya pun
melihat promosi itu dengan hati seksama. Hiburan yang jarang saya nikmati,
pikir saya.
Menyusuri
Chinatown terus, kemudian saya pun berada pada ujung jalan, akhirnya saya
kembali lagi ke gereja tua. Saya cukup menghabiskan banyak waktu di Chinatown.
Kemudian ada kincir angin besar di tepi sungai Melacca. Di sungai Melacca ini
juga terdapat wisata dengan menggunakan perahu kemudian menyusuri sungai
tersebut. Sangat saya sarankan kepada wisatawan yang hendak pergi ke Melacca.
Karena keterbatasan waktu, saya tak sempat mencoba wisata tersebut.
Kemudian,
karena terdesak waktu, saya pun akhirnya mencari bis untuk kembali ke Melacca
sentral. Di depan gereja merah merupakan laluan bus untuk kembali ke gereja
merah. Bis yang saya naiki ini memang bis terakhir yang bertolak dari Melacca
Sentral. Alhamdulillah, saya bisa ketemu
dengan bis ini. Kalau tidak? Ya saya akan terpaksa naik taksi lagi. Tapi
hal itu hampir mustahil, karena memang uang di dompet saya saat itu tinggal
sedikit, kalau tidak salah hanya cukup untuk makan sehari + membeli tiket
Penang-KL esok harinya,hahaha...
Dalam
perjalanan pulang, saya melihat banyak objek wisata lain di seputaran kompleks
kota tua. Ada
Museum Maritim,
monumen, dsb. Kemudian saya juga melihat pusat perbelanjaan / mall di Melacca.
Sesampainya di Melacca Sentral, kemudian saya ke 7eleven untuk membeli beberapa
roti instan (karena memang saya belum
makan dari siang hari) sebagai pengganti makan malam sambil menunggu bis ke
Penang pukul 10.45. Di malaysia, roti-roti instan yanag dijual di 7Eleven
menurut saya lebih enak ketimbang yang ada di Indonesa. Harganya pun sangat
murah. Hal ini bisa menjadi alternatif bagi para backpacker jika butuh konsumsi
dalam waktu yang mendesak dan budget. Roti favorit saya di sana adalah roti isi
teri. Dengan harga hanya 0.9RM (sekitar Rp3000) anda bisa dapat roti teri
sambal instan yang menurut saya enak dan bergizi. Setelah bus datang , saya
segera masuk ke dalam bus dan beristirahat. Usut punya usut, ternyata wanita di
sebelah saya duduk adalah orang Indonesia (orang batak Medan), kemudian kami
saling mengobrol satu sama lain. Ternyata memang dia sudah lama bekerja di
Malaysia, tepatnya di pulau Penang. Akkhirnya saya pun mendapat banyak
Informasi tentang Pulau Penang. Karena besok, pulau inilah yang akan menjadi
tempat tujuan wisata saya selanjutnya . . .