Oke, hari kedua ini temanya adalah jelajah mall
Surabaya,hahaha. Mainstream banget sih kesannya. Ya tapi mau gimana lagi, kita
berempat sebelumnya emang belum pernah ke Surabaya. Dan di Surabaya salah satu
daya tariknya ya mall itu sendiri, wajar lah, kan Surabaya itu kota no.2
terbesar di Indonesia setelah Jakarta. Tentunya jumlah mall nya pasti gak kalah
dong kalau sama Jakarta yang sampai saat ini di-klaim sebagai kota dengan
jumlah mall terbanyak di dunia, hahaha... bangga ya? Kalau saya sih enggak :P
Oke, pertama kita cari sarapan dulu. Yah, kita Cuma nemu
ibu2 yang jualan nasi rames di pinggir jalan + abang jual bubur ayam, yaudah
deh gak apa2,nekat aja kita makan disitu,haha. Habis sarapan kita jalan-jalan
ke mall yang ada. Cuman masuk sih, terus keluar lagi,haha. Pertama kita ke
Tunjungan Plaza, trus ITC, trus Granc City Surabaya (lumayan nih, pas kita
dateng ke sana pas lagi ada pameran alat musik, gue banget tuh,haha), kemudian
kita ke Sutos (Surabaya Town Square). Di
sutos ini, saya janjian sama teman saya di Surabaya : Dwita Cendekia Imansari.
Dwita ini kuliah di Ubaya (Universitas Surabaya) dan sering jadi model majalah
Nurani,haha. Habis kita ketemuan di Sutos, kita diajak foto-foto di icon
Surabaya (patung Sura dan Baya) di dekat kebun binatang kota.
Habis puas jalan-halan di Surabaya, kita pun berencana untuk
“nyebrang” ke Madura lewat jembatan Suramadu yang terkenal itu. Lumayan lo ,
bayar tol untuk sekali jalan di Suramadu itu Rp. 30.000 untuk 1 mobil,ahahha.
Jadi kita bayar 2x Rp30.000 deh cuman buat lewat Suramadu dan balik lagi ke
Surabaya,hehe. Jembatan Suramadu ini memang kokoh banget kok, terasa arsitektur
nya yang elegan dan jenius. Sampai di Madura, tujuan utama kita adalah ke Bebek
Sinjay. Bebek ini terkenal banget (entah kenapa) setiap ada orang yang ditanya
“apa sih yang menarik di Madura? Jawabannya ya “BEBEK SINJAY!”. Haha, ya karena
penasaran akhirnya kita coba. Lumayan jauh sih, sekitar 20 menit dari jembatan
Suramadu (tapi belum sampai Bangkalan kota).
Begitu sampai di Bebek Sinjay, kita kaget karena rumah
makannya gede banget, dan di sana sekali pesan itu harus sepaket. Murah lo,
nasi+bebek+teh botol sosro Cuma Rp 18.000. bandingkan dengan bebek yang di
Jogja, seporsi bisa 20-25 ribu.
Sehabis kenyang di Bebek Sinjay, kita beranjak ke kota
Bangkalan. Gak ada yang menarik sih di kota ini, kita Cuma muter-muter aja di
kotanya, numpang sholat di masjid agung, dan nyobain ke Plaza Bangkalan
(jarang-jarang kan kita nyobain mall Indonesia tapi di LUAR JAWA, hehe).
Walaupun gak ada isi yang menarik, yah enggak apa-apa deh, yang penting
menarik,hahaha. Kota lain yang terkenal di Madura, ada Sumenep, Sampang, dsb.
Tetapi itu kota2 di daerah tengah dan timur yang butuh waktu 2-3 jam untuk
menjangkaunya dari Bangkalan. Dan sedikit juga point of interest di sana.
Sehingga kita sepakati untuk kembali ke Surabaya dan mengsplorasi ibu kota Jawa
Timur itu lebih lanjut.
Selepas dari Bangkalan, kita kembali ke Surabaya, niatnya
sih mau ketemuan sama Dwita lagi, soalnya saya mau ketemu sama teman lama saya
: Amellia Chintia (Amel/Sinta), karena dia itu sahabatnya Dwita. Yah kita
akhirnya ketemuan di Sutos lagi, tapi eh ternyata karena batere BB nya Dwita
habis,, kita lost contact deh, dan kecele, ternyata Dwita+Amel udah gak ada di
Sutos lagi. Yah terjebak deh ktia di kerumunan orang-orang (yang hari itu emang
lagi rame banget gara2 ada event tahunan : Sunday Market). Akhirnya kita pun
lanjutin perjalanan.
Karena udah sakit hati ngehabisin waktu di Sutos (tanpa
menghasilkan apa-apa), akhirnya kita bablas lagi mampir di saudaranya Vale di
daerah Surabaya Barat (di kompleks maritim). Lumayan, di sini kita ditraktir
“TAHU TEK” dan dibuatkan kopi hangat. Kenapa namanya gitu? Saya juga gak
tau,haha. Ya intinya makanan itu mirip ketoprak lah, tapi versi Surabayanya
gitu,hehe. Setelah puas ngobrol, akhirnya kita keluar dari rumah saudaranya
Vale itu jam 12.30 malam dan menyempatkan untuk jalan-jalan di “wisata malam”
Surabaya yang tak lain dan tak bukan adalah Dolly “red district”,hehe.
Yang jelas, kita gak ngapa2in lo di Dolly,haha. Kita Cuma
lewat gang-nya aja. Liat2. Ternyata ya gak sebesar yang kita bayangkan. Masih
11-12 lah sama daerah Sarkem (Pasar Kembang) yang di Jogja. Bedanya, di Dolly
ini formatnya para PSK itu “dipajang” di “aquarium2” yang ada di sepanjang
jalan. Di sini relatif aman ya, walaupun judulnya red district. Karena ada
polisi dan militer yang patroli secara berkala. Dan konon sih, tempat
lokalisasi ini gak ditutup oleh pemerintah Surabaya karena memang memberikan kontribusi
terhadap pariwisata Surabaya dan juga menambah income daerah lo. Nah, gimana
tuh? Haha...
Oke, setelah tepar dari Dolly, kita kembali ke penginapan
kita yang di Jalan Tenggilis tadi, dan beristirahat. Kita sampai di penginapa
sekitar jam 2 malam. Capek bener nih perjalanan hari kedua ini, Alhamdulillah .
. .