Selain banjir, senjata nuklir, polusi lingkungan, memburuknya iklim,
dan lain sebagainya, menurut laporan majalah Discovery, AS, para
ilmuwan juga memperhitungkan puluhan jenis bencana alam atau ulah
manusia yang bisa mengakibatkan manusia mendekati kepunahan.
Jaman sekarang, setiap saat orang-orang menyebarkan informasi tentang
kepunahan spesies, sehingga kita mulai menyadari bahwa ini bukan sebuah
fenomena perputaran alam yang baik.
Para ilmuwan telah memperkirakan, bahwa rasio kepunahan spesies
organisme sekarang adalah 1.000 kali lipatnya zaman fosil, menurut
statistik bahwa di atas bumi secara aktual terdapat 99% spesies berada
di ujung kepunahan.
Dan pembunuh-pembunuh yang menghancurkan spesies ini, sebagian besar disebabkan aktivitas peradaban manusia saat ini. Aktivitas-aktivitas ini menyebabkan berbagai jenis makhluk hidup di bumi, termasuk manusia sendiri secara perlahan-lahan menuju ke dalam kondisi yang kritis, ada beberapa kondisi yang mungkin dapat dialami dalam gerakan putaran alam.
Mungkin Anda akan menganggap bahwa peringatan di atas hanya imajinasi
sastrawan, namun di bawah pengamatan dan penyelidikan ilmuwan ditemukan bahwa dalam sejarah ratusan juta tahun, di atas bumi berkali-kali
menyisakan bekas-bekas dihancurkan.
Kerak Bumi Berubah Posisi
Ketika professor Charles H.Hapgood sedang mempelajari peta kuno Kutub Selatan, ia pernah mengemukakan hipotesa peralihan kerak bumi (Earth Crust Displacement).
Dalam kondisi tertentu, segenap kerak luar bumi mungkin dapat
menggerakkan posisinya secara menyeluruh, bagaikan selembar kulit jeruk
tak berisi, setelah kendor dan terkelupas, akan menggerakkan segenap
posisinya.
Menurut hipotesa tersebut, kerak bumi setebal 30 mil dapat meluncur di
atas inti bumi yang tebalnya 8 ribu mil, beberapa sarjana AS mengaitkan
hipotesa ini dengan bencana dahsyat di Alaska dan Siberia pada 11 ribu
tahun lampau. Mereka memprediksikan daratan di Kutub Selatan saat ini,
ternyata adalah daerah berjarak sekitar 2 ribu mil sebelah utara Kutub
Selatan.
Dan sebelum adanya peradaban manusia ini, minimal pada 6 ribu tahun
silam, telah terjadi peralihan kerak bumi, segenap kerak bumi
menggerakkan posisi, hingga menggeser daratan Kutub Selatan ke
posisinya saat ini. Ini membuat daratan yang hangat mendadak menjadi
dingin, dan secara perlahan diselimuti dengan es dan salju.
Dan di saat bersamaan, Alaska dan Siberia juga mengarah ke Kutub Utara,
sehingga membuat daratan yang semula hangat dalam sekejab menjadi
dingin “membeku”. Ini secara rasional telah menjelaskan tentang lapisan
tanah beku di utara Siberia, gajah raksasa berbulu panjang yang
ditemukan serta sejumlah besar binatang yang tidak dapat hidup di
daerah dingin, seperti misalnya badak, banteng, kuda, gezelle, srigala,
machairodont (harimau bergigi pedang), singa dan sebagainya, selain itu
juga ada mayat manusia.
Ledakan Sinar Gamma
Ilmuwan mendapati, bahwa sinar gamma (Gamma Ray Burst, GRB) yang
berasal dari galaksi luar yang jauh, adalah energi yang dilepaskan
kembali setelah hancurnya 2 bintang tetap, energi pancarannya sangat
kuat dan tak dapat diduga, kurang lebih seribu kali lipatnya matahari.
Sebelum perubahan besar ini terjadi, manusia sama sekali tidak dapat
mengamati perubahan sesudahnya, sehingga dengan demikian juga tidak
tahu bagaimana cara mengantisipasinya.
Jika terjadi, maka meski berada di tempat sejauh seribu tahun cahaya, dan meski pada malam yang biasanya cerah di sebuah tempat yang jauhnya tidak dapat Anda saksikan, ia juga akan terang secara tiba-tiba seperti matahari, kemudian melepaskan energi yang maha besar, dan menyinari bumi dengan pancarannya.
Meskipun lapisan atmosfer dapat melindungi kita terhindar dari serangan
sinar Gamma dan sinar -X, namun pancaran-pancaran berenergi tinggi ini
dapat membuat lapisan atmosfer menjadi panas dan menghasilkan
nitrogenoksida, yang dapat secara serius merusak ozonosfer (lapisan
ozon).
Yang lebih parah adalah ini dapat secara langsung mengacaukan proses
fotosintesis plankton di samudera (mereka dapat menyuplai oksigen bagi
atmosfer), merusak ekologi sekaligus juga menghancurkan rantai makanan.
Jarak sinar gamma yang ditemukan saat ini sangat jauh dari kita, meski
pengetahuan yang diketahui ilmuwan atas hal ini sangat terbatas, namun
dapat dibayangkan akibat yang mengerikan seandainya secara tiba-tiba ia
menyinari bumi kita.
Planet Menabrak Bumi
Menurut perhitungan astronom bahwa peristiwa sejenis akan terjadi
setiap 100-300 tahun. Peristiwa ini, seandainya terjadi di samudera
atau daerah yang jarang penduduknya, yang mana meskipun rasio
kemungkinan manusia terhindar dari bencana ini sedikit lebih besar,
namun ilmuwan mengatakan: terhadap planet besar, tidaklah penting di
mana posisi yang diterjang mereka (planet).
Jika meteorit selebar ½ mil (± 800 m) menabrak bumi (± setiap 250 ribu
tahun) meski tidak sampai menyebabkan kepunahan seluruh umat manusia,
namun cukup memusnahkan pembangunan peradaban umat manusia sekarang.
Sebuah meteorit selebar 5 mil menabrak bumi dapat menimbulkan gempa,
tsunami, letusan gunung berapi, dan mengakibatkan kepunahan yang lebih
dahsyat, sama seperti akhir zaman dinosaurus.
Pada 1994 silam, ilmuwan berhasil mengamati seluruh proses tabrakan
Comet Shoemaker-Levy 9 dengan Jupiter, ini menjelaskan bahwa planet
menabrak bumi bukan tidak mungkin, juga bukan peristiwa mengerikan yang
baru akan terjadi ratusan tahun kemudian.
Lubang Hitam
Seandainya ada sebuah planet sedang akan mendekati kita, hal itu bisa
kita prediksi, tapi jika seandainya itu adalah lubang hitam maka kita
tidak akan mendapat peringatan. Jika sebuah planet yang akan menabrak
bumi, para ilmuwan puluhan tahun silam bisa saja mengamati dan
memprediksikan waktu maupun energinya secara konkret.
Namun lubang hitam tidak akan menabrak atau menghancurkan bumi, akan
tetapi, ia -dengan kekuatan gravitasinya yang luar biasa- dapat
mengacaukan orbit peredaran benda langit, sehingga suhu di bumi akan
mengalami perubahan yang drastis.
Badai Matahari
terjadi ledakan bintik matahari yang dahsyat di permukaannya, dan ini
merupakan salah satu ledakan terbesar yang tercatat selama ini,
untungnya solar Flare (letusan gas matahari) tidak mengarah ke bumi
(lihat pada foto di atas).
Karena itu sebagian besar energi yang dilepaskan letusan protuberan
tidak akan sampai menerjang bumi. Letusan protuberan atau gas matahari
disebabkan ledakan tiba-tiba dari energi magnetik.
Letusan ini dapat menambah kecepatan gerak partikel matahari hingga
mendekati kecepatan cahaya dalam beberapa detik, sekaligus membuat suhu
di permukaan matahari naik hingga jutaan derajat.
Energi yang dilepaskan letusan protuberan bahkan mencapai miliaran ton energi yang dihasilkan ledakan bahan peledak.
No comments:
Post a Comment